|
Ilustrasi Padang Mahsyar |
Bumi tempat para hamba Allah dikumpulkan kelak pada hari kiamat adalah
berbeda dengan bumi yang kita diami sekarang ini. Bumi itu telah diganti
oleh Allah dengan bumi yang baru, yang tidak ada sedikitpun tempat yang
rendah juga yang tinggi.
Allah berfirman:
"(yaitu) pada hari (ketika) bumi diganti dengan bumi yang lain (demikian
pula langit dan mereka semuanya (dipadang mahsyar) berkumpul menghadap
ke hadirat Allah yang Maha Esa lagi Maha Perkasa." (Ibrahim:48)
Didalam hadits shahih riwayat Bukhari dan Muslim juga disebutkan, bahwa
bumi padang mahsyar itu berwarna putih seperti roti pipih.
"Manusia akan dikumpulkan pada hari kiamat diatas tanah yang berwarna
putih seperti roti pipih yang bersih dan tiada bendera pengenak
diatasnya baik seorangpun." H.R. Bukhari Muslim
Memahami hadits diatas, bahwa bumi baru (padang mahsyar) berwarna putih
pipih seperti lembaran roti yang tiada sesuatu petunjuk jalan kesuatu
tempat, seperti gunung dan bebatuan besar (muallam), atau tempat
berteduh. Jadi padang mahsyar benar-benar rata sebagaimana yang
diterangkan Allah dalam firman-Nya :
"Tidak ada sedikitpun kamu lihat padanya tempat yang rendah dan yang tinggi-tinggi." (Thoohaa : 107)
Waktu Penggantian Bumi dan Langit
Di dalam beberapa hadits Rasulullah telah memberitahukan kepada kita
bahwa: waktu selesainya penggantian bumi dan langit adalah pada saat
manusia berada dalam kegelapan sebelum shirath. Sebagaimana yang
diriwayatkan di dalam Shahih Muslim dari I Sauban ketika Rasulullah
ditanya oleh pendeta yahudi: "Dimanakah manusia berada pada hari bumi
dan langit diganti dengan yang lain?". Rasulullah menjawab: "Mereka
berada dalam kegelapan sebelum jembatan". yang dimaksudkan adalah
Shirath.
Macam-Macam Manusia Ketika Digiring ke Padang Mahsyar
Didalam beberapa hadits diterangkan bahwa keadaan manusia ketika
digiring supaya berkumpul di padang mahsyar itu berbeda-beda sesuai
dengan amal perbuatannya semasa hidup didunia. Diantaranya :
Para manusia akan dikumpulkan dipadang Mahsyar dalam tiga golongan,
yaitu : Berkendaraan, berjalan kaki dan berjalan dengan muka. Maka
seorang sahabat bertanya: "Ya Rasulullah, bagaimanakah manusia berjalan
diatas mukanya ?", Rasulullah menjawab : "(Allah) yang Maha Kuasa
menjalankan mereka diatas kakinya tentunya Kuasa pula menjalankan mereka
dengan mukanya." (H.R. At-Tirmidzi, Bukhari dan Muslim)
Memang pada dasarnya kebanyakan manusia akan mengingkari sesuatu yang
belum pernah mereka lihat dengan mata kepalanya sendiri, sehingga bila
mendengarkan manusia kelak ketika digiring kepadang Mahsyar ada yang
berjalan dengan mukanya. Apakah mereka juga tidak pernah memperhatikan
bagaimana ular itu berjalan ?. Ular dapat berjalan dengan perutnya
secepat kilat. Manusia kelak juga ada yang berjalan dengan mukanya, akan
tetapi keadaan yang demikian itu merupakan azab dari Allah. Karena
mulai hari itu manusia, bahkan seluruh makhluk berada pada pelataran
kiamat, mulai menaiki tangga Akhirat. Saat itulah semua makhluk
berkumpul menjadi satu, mulai dari Jin, Syetan, Manusia sejak zaman nabi
Adam As. hingga manusia terakhir, juga segala macam binatang.
Pada saat itu pula akan nampak manusia yang semasa hidupnya berlaku
sombong, congkak dan akan berada dalamkeadaan seperti semut kecil dan di
injak-injak oleh orang banyak sebagai pembalasan mereka menghinakan
Allah Azza wa Jalla, semasa hidup didunia.
Sedangkan bagi mereka yang kikir dan bakil akan di kumpulkan dalam
keadaan sangat lapar dan dahaga, juga telanjang bulat yang belum pernah
mereka alami sama sekali. Oleh sebab itu Rasulullah , mengingatkan
kepada kita, dalam sabdanya:
"Barang siapa memberi makanan karena Allah, maka Allah akan memberi
makanan kepadanya, barang siapa memberi minum karena Allah, niscaya
Allah memberi minum kepadanya dan barang siapa memberi pakaian karena
Allah, Allah juga akan memberikan pakaian kepadanya. Dan barang siapa
beramal karena Allah, niscaya Allah akan mencukupi segala kebutuhannya."
Macam dan ragam manusia di padang Mahsyar, ada yang berubah wujud
seperti kera atau babi, yang lainnya ada yang terjungkir, kaki di atas
dan kepala di bawah serta diseret, juga ada yang buta sehingga berjalan
sambil meraba-raba, sebagian ada yang tuli, bisu dan tidak berakal lagi,
ada juga yang di kumpulkan dalam keadaan lidah terjulur sampai ke dada
dan di kunyah-kunyah pula, dari mulutnya keluarlah nanah yang sangat
menjijikan orang banyak. Ada juga yang dikumpulkan dalam keadaan
terpotong kedua tangan dan kakinya, sebagian lagi ada yang disalib
diatas pohon kurma dari Neraka, ada pula golongan yang lebih busuk dari
pada bau bangkai, sehingga menyumbat hidung orang-orang disekitarnya.
Ada pula yang berpakaian dari aspal (ter) yang amat panas dari Neraka.
Pengelompokan atau golongan-golongan manusia dipadang Mahsyar itu
berdasarkan perbuatannya semasa hidup didunia. Seperti yang berubah
wujud menjadi kera adalah mereka yang suka mengadu domba antar sesama,
yang berubah wujud menjadi babi adalah pemakan harta haram, dan mereka
yang dijungkir balikan adalah mereka yang memakan harta riba. Sedangkan
hukuman bagi orang yang tidak adil didalam menetapkan hukum adalah buta
matanya dan bagi yang senang pamer serta membanggakan diri berubah
menjadi bisu dan tuli. Kelompok orang yang menjulurkan lidah serta
mengunyahnya adalah mereka yang suka cerita, ahli pidato yang berlawanan
mulut dengan perbuatannya. Sedangkan pembalasan orang-orang yang suka
mengganggu tetangganya adalah terpotong kedua tangan dan kakinya. Dan
mereka yang membela penguasa yang zhalim kelak akan disalib pada pohon
kurma dari Neraka. Dan golongan orang-orang yang mengumbar hawa nafsu
dan kesenangan serta menolak hak-hak Allah, kelak akan berbau sangat
busuk di bandingkan bau bangkai.
Terdapat pula keterangan didalam kitab "Kasyfu 'uluumil akhirah" karangan Imam Al-Ghazali:
Kelak dipadang mahsyar orang-orang yang gemar zina (pelacur dan sodomi)
kemaluan mereka akan membengkak dan mengeluarkan nanah yang baunya
menyengat mengganggu dan menjijikan tetangganya. Demikian pula pemetik
gitar dan peniup seruling kelak akan dikalungkan dilehernya. Peminum
(pemabuk, narkoba dan minuman keras) akan mengalungkan botol dan gelas
(peralatan minum) yang bau busuknya melebihi bangkai. Hal ini sama
seperti ketika mereka baru dibangkitkan dari kubur masing-masing.
Keadaan yang demikian ini akan berlangsung dalam waktu 25.000 tahun.
Semua manusia akan menundukan kepala kebawah. Dan perasaan tiap-tiap
manusia berbeda-beda tentang lamanya waktu disaat itu. Kesengsaraan itu
datang sampai datang saat perhitungan amal (hisab).
Tujuh Golongan Manusia yang Mendapatkan Naungan di Padang Mahsyar
Sebagaimana telah dikemukakan sebelumnya bahwa padang Mahsyar itu
terhampar rata, tiada dataran tinggi maupun rendah yang dapat dijadikan
tempat berteduh bagi manusia kala itu. Sedangkan matahari berjarak hanya
beberapa hasta saja dari kepala manusia, sehingga tidak jarang mereka
berenang dilautan peluh masing-masing, sementara bumi tempat mereka
berpijak sangatlah panas. Karena tidak tahan, banyak diantara mereka
memohon agar segera dimasukkan ke dalam Neraka saja.
Dibawah terik matahari yang amat panas dan membakar di padang Mahsyar
itulah, terdapat 7 golongan manusia yang mendapat naungan dari Allah.
sehingga terhindar dari sengatan panas matahari yang maha hebat itu.
Rasulullah bersabda:
Tujuh golongan (manusia) Allah akan menaungi didalam naungan-Nya, pada hari (yang) tidak ada naungan selain naungan-Nya; yaitu:
- Imam (Kepala negara, desa, rumah tangga, dan lain-lain) yang adil
- Pemuda yang tumbuh (dari kecil hingga mati) dalam beribadah kepada Allah
- Lelaki yang hatinya tergantung pada masjid , apabila ia keluar dari
masjid sampai ia kembali lagi (hatinya sangat gemar beribadah dan
memikirkan masjid)
- Dua orang lelaki dan perempuan yang berkasih-kasihan karena Allah,
maka keduanya bertemu dan berpisah atas dasar demikian (karena Allah)
- Lelaki yang ingat (berdzikir) kepada Allah disaat sendirian, sampai melelehkan air kedua matanya
- Lelaki yang dipanggil (diajak berselingkuh) seorang wanita kaya dan
cantik, (namun ia menolak) lantas berkata :"Aku takut kepada Allah,
Tuhan semesta alam."
- Lelaki yang memberikan sedekah dengan sembunyi-sembunyi, sehingga
(seakan-akan) tangan kirinya tidak mengetahui apa yang disedekahkan oleh
tangan kanannya. (H.R. Imam Bukhari dan Muslim)
Menurut keterangan, yang dimaksud dengan naungan Allah dalam hadits
diatas adalah 'Arsy Allah. Imam yang adil adalah setiap kepala negara
(penguasa) yang didalam mengendalikan kekuasaannya senantiasa berbuat
adil kepada siapa saja karena takut kepada Allah. Sedangkan pemuda yang
tumbuh dalam beribadah adalah mereka yang semenjak remaja sampai pada
usia tua bahkan sampai akhir hayatnya sudah terbiasa teratur mengerjakan
ibadah kepada Allah. Dan pemuda yang hatinya tergantung dimasjid, ialah
orang yang bila sekali-kali berhalangan hadir ke masjid untuk
beribadah, dia merasa menyesal dan sedih sekali karena cintanya kepada
ibadah dan masjid. Seorang lelaki yang dipanggil seorang wanita
terhormat, cantik dan kaya untuk diajak berbuat mesum (selingkuh), namun
ditolaknya. Juga seorang wanita yang diajak berbuat mesum oleh lelaki
terhormat, ganteng dan kaya, namun ditolaknya seraya berkata :
"Sesungguhnya aku ini takut kepada Allah, Tuhan semesta alam". Itulah
beberapa golongan yang kelak mendapat naungan 'Arsy Allah.
Karena begitu hebatnya penderitaan yang di hadapi manusia pada hari itu,
maka disebut juga dengan "Yaumul Faza'il Akbar". (Hari kegemparan yang
paling hebat).
Syafaat (Pertolongan) Nabi Muhammad
Tatkala bencana di padang Mahsyar sudah semakin berat dirasakan oleh
manusia, mereka berlari-lari mencari orang-orang yang memiliki kedudukan
tinggi dan mulia di hadapan Allah , agar memberikan syafa'atnya. Mereka
memohon supaya segera memasuki tahap perhitungan amal dan lepas dari
kesusahan dan kesengsaraan yang telah lama mereka rasakan. Terlintas lah
dalam benak mereka untuk menemui manusia pertama, bapak dari segala
manusia, yakni Nabiyullah Adam As, untuk meminta pertolongan seraya
menyebut keutamaan-keutamaan dan kemuliaan yang Allah karuniakan
kepadanya. Namun nabi Adam As menolak permintaan anak cucunya (manusia).
bahkan Nabi Adam As meminta maaf dan menyebutkan pelanggarannya kepada
Allah , hingga beliau dikeluarkan dari syurga dan turun kebumi. Lalu
Nabi Adam as menyarankan agar mereka menemui Nabi Nuh As, Rasul pertama
bagi segenap manusia dan mendapat penghargaan dari Allah sebagai hamba
yang pandai bersyukur. Tetapi Nabi Nuh As juga menolak permohonan
manusia dan menyebutkan pula beberapa kesalahannya kepada Allah , lalu
Nabi Nuh As menyarankan agar mereka menemui para Rasul yang termasuk
kelompok Ulul Azmi. Mereka lari mencari Nabi Musa As, namun lagi-lagi
Nabi Musa As menolak permohonan manusia seraya menyebutkan beberapa
kesalahan yang pernah diperbuatnya kepada Allah. Begitu juga Rasul yang
lain pun menyerahkan kepada Rasul berikutnya. Akhirnya sampailah mereka
kepada Nabi Muhammad , yang di ampuni dosanya, baik yang telah lalu
maupun yang akan datang, sehingga beliau menduduki derajat yang terpuji.
Nabi Muhammad lalu mengabulkan permintaan para manusia dan memohonlah
beliau kepada Allah dan Allah pun mengabulkan permohonan Nabi yang
paling dikasihi.
Didalam sebuah hadits Rasulullah bersabda:
"Sesungguhnya kelak matahari itu kelak dihari kiamat, sangat dekat
dengan manusia, sehingga keringat (peluh) sampai mencapai separuh
telinga. Di kala seluruh manusia dalam keadaan sedemikian itu, mereka
meminta pertolongan kepada Nabi Adam as. Beliau lalu berkata :"Aku tidak
dapat memberikan pertolongan yang kalian kehendaki itu". Kemudian
mereka meminta pertolongan kepada Nabi Musa as dan beliaupun menjawab
seperti yang dikatakan oleh Nabi Adam as. Selanjutnya mereka meminta
pertolongan kepada nabi Muhammad. Lalu Nabi Muhammad memberikan
syafaatnya supaya diadakan keputusan di antara segenap makhluk. Nabi
Muhammad lalu berjalan hingga dapat memegang lingkaran pintu syurga.
Pada hari itulah Allah membangunkan Nabi Muhammad dengan menempatkan
pada tempat yang terpuji (maqam mahmud), yang dipuji oleh sekalian
makhluk yang sedang berkumpul itu". (H.R. Abu Dawud dan Hakim)
Pada dasarnya para Nabi telah diberikan do'a, yang apabila Nabi pintakan
do'a itu kepada umatnya niscaya dikabulkan oleh Allah, dan para Nabi
tersebut telah memintakan do'a itu didunia. Sedangkan Rasulullah
menyimpan do'anya sampai saat ketika umatnya sangat membutuhkan (hari
kiamat). Semoga Allah senantiasa melimpahkan sholawat dan salam kepada
junjungan kita Nabi Muhammad , karena telah mengasihi segenap umatnya
yang beriman.
Payung yang Dapat Digunakan di Padang Mahsyar
Alkisah, seorang sufi asal Mesir, Abu Yazid, sering merenungkan betapa
panasnya Yaumul Mahsyar nanti. Dari perenungannya itu akhirnya Abu Yazid
berpikir harus mencari payung untuk di padang mahsyar nanti. Bukan cuma
itu, Abu Yazid juga berpikir harus ada orang yang memegangi payung
tersebut, agar Abu Yazid juga tidak lelah memegangi payung. Semakin
hari, pikiran itu semakin kuat. Abu Yazid semakin ingin mencari siapa
orang yang akan memegang payungnya di padang mahsyar nanti.
Karena tak tega melihat Abu Yazid terus berpikir keras, seorang malaikat
akhirnya datang kepada Abu Yazid dan membisikkkan sesuatu. "Hai Abu
Yazid, orang yang akan membawakan payung untukmu di padang mahsyar ada
di daerah Baghdad. Namanya Abu Amar. Carilah ia di daerah Tikrit."
Betapa bahagianya Abu Yazid mendengar bisikan tersebut. Berhari-hari Abu
Yazid melakukan perjalanan dengan menunggangi seekor kuda melalui
panasnya padang pasir. Tujuannya satu, mencari Abu Amar. Hingga suatu
hari sampailah Abu Yazid ke Tikrit. Betapa terkejutnya Abu Yazid ketika
mendengar seorang yang ia tanya bahwa Abu Amar sering nongkrong di
sebuah kafe. Orang tersebut lalu menunjukkan kafe yang biasa dijadikan
tempat nongkrong oleh Abu Amar. Abu Yazid tak habis pikir, mengapa orang
yang akan membawakannya payung di padang mahsyar adalah seseorang yang
suka dugem. Aneh.
Suatu malam Abu Yazid datang ke kafe tersebut. Di depan pintu kafe Abu
Yazid planga-plongo mencari yang namanya Abu Amar. Abu Yazid tidak
menemukannya. Abu Yazid akhirnya frustasi dan berniat untuk kembali lagi
ke Mesir. Baru saja Abu Yazid membalikkan badan, tiba-tiba seorang
pemuda memanggilnya."Hai Abu Yazid. Mau kemana? Kau baru saja datang
jauh-jauh, dan sekarang Kau mau kembali lagi tanpa hasil. Aku Abu Amar,
orang yang Kau cari.."Abu Yazid heran, mengapa ia tahu maksud tujuannya
datang ke Tikrit."Aku tahu tentangmu dari seseorang yang menyuruhmu
menemuiku." Kata Abu Amar.
Akhirnya mereka berdua ngobrol-ngobrol. Abu Yazid bertanya, "Abu Amar,
Kamu akan menjadi orang yang membawakan payung untukku di padang
mahsyar. Memangnya amalan apa yang sudah Kamu lakukan? Kamu kan hanya
nongkrong-nongkrong dan dugem?"
Abu Amar menjawab, "Hai Abu Yazid, lihatlah, di kafe ini dahulu ada 80
orang yang suka dugem, sekarang jumlahnya hanya 40 orang. yang 40 orang
itu telah berhasil aku ajak untuk kembali ke jalan Allah sehingga mereka
bertaubat dan beramal shalih. Jika Kau ingin aku membawakan payung
untukmu di padang mahsyar, maka 40 orang yang sekarang sedang berdugem
ini adalah tugasmu." Abu Yazid lalu terdiam. Abu Yazid hanya bisa
tertunduk malu.
Astaghfirullah, Orang yang sudah mengajak banyak orang beramal shalih
dan bertaubat saja hanya akan menjadi orang yang membawa payung.
Bagaimana dengan aku yang belum mengajak satu orang pun beramal shalih.
Astaghfirullahal'adziim .Begitu gumam Abu Yazid dalam hatinya.
Sumber "http://www.kaskus.co.id/thread/541c4425d44f9f3f568b456a/new-ngintip-padang-mahsyar/"